POJOK BHAKTA : TRANSFORMASI BANK SAMPAH DIGITAL DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS MENUJU INDONESIA EMAS 2045

”Optimasi Peran Mahasiswa Menuju Indonesia Emas 2045”
Sub Tema: Teknologi

oleh Ragilang Gema Yanuar dari INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Pendahuluan
Masalah lingkungan kini telah menjadi salah satu masalah terbesar di dunia dan memerlukan aksi untuk menjaga stabilitas lingkungan di masa depan. Indonesia menghadapi tantangan besar besar ini, khususnya dalam pengelolaan sampah. Karena jumlah sampah yang terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia akan menghasilkan lebih dari 67 juta ton sampah setiap tahunnya pada tahun 2023, dan hanya sekitar 60% sampah yang dapat dikelola dengan baik. Sisanya seringkali berakhir di tempat pembuangan sampah atau mencemari lingkungan. Pengelolaan limbah yang tidak efisien ini berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan, dan perekonomian lokal dan nasional.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, konsep bank sampah diperkenalkan sebagai solusi inovatif untuk mengurangi, mendaur ulang, dan memanfaatkan sampah (https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/metta/article/view/2989 ). Tempat pembuangan sampah, yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan sampah anorganik dan menukarkannya dengan nilai ekonomi, menunjukkan potensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong ekonomi sirkular di tingkat lokal.
Upaya nyata yang telah dilakukan, yakni melalui penerapan konsep pembangunan berkelanjutan atau yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). Sesuai tujuan ke-12 dari SDGs yaitu terkait dengan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab , menyebutkan bahwa hingga tahun 2030 setiap negara secara realistis harus meminimalkan timbunan sampah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali (Putri, dkk., 2021). Dalam menyikapi permasalahan ini, Indonesia sebagai salah satu Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, mendukung dan berperan aktif dalam mengatasi permasalahan ini. Mengutip dari laman Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia bahwa pada Tahun 2030 KLHK Optimis capai “Zero Waste” di Indonesia dengan cara memaksimalkan peran Pemerintah Daerah Kabupaten didukung oleh Pemerintah Pusat, Asosiasi Pengusaha Sampah dan juga dukungan swasta (https://www.menlhk.go.id).
Salah satu daerah yang mendukung adanya program zero waste adalah kota Kediri. Hal ini ditunjukkan dari adanya 26 bank sampah yang tersebar di seluruh Kota Kediri. Mengutip dari laman pemerintahan kota Kediri disebutkan bahwa rata-rata debit sampah yang dihasilkan dari rumah tangga dan tempat usaha di Kota Kediri mencapai 140 ton/hari. Dalam mengatasi permasalahan ini, pemerintah Kota Kediri telah merancang strategi komprehensif melalui penanganan sampah dari hulu ke hilir untuk mewujudkan Kota Kediri sebagai zero waste city (https://www.kedirikota.go.id/).
Namun seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, muncul peluang untuk mengoptimalkan sistem pengolahan sampah melalui transformasi digital. Dengan mengubah tempat pembuangan sampah menjadi platform digital dapat menawarkan beberapa manfaat, termasuk peningkatan efisiensi operasional,
kemudahan akses, transparansi, dan integrasi data. Bank sampah digital memungkinkan masyarakat mengelola sampahnya dengan lebih mudah dan memberikan insentif keuangan yang lebih transparan dan terukur. Aplikasi dan platform online memungkinkan orang melacak kontribusi mereka, mendapatkan imbalan, dan berpartisipasi secara lebih efektif dalam program daur ulang.
Transformasi ini juga sejalan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya tujuan ke-11 tentang kota dan pemukiman yang berkelanjutan, tujuan ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta tujuan ke-13 tentang aksi terhadap perubahan iklim. Implementasi bank sampah digital mendukung pencapaian target-target ini dengan mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, meningkatkan daur ulang, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Aplikasi Pojok Bhakta yang merupakan aplikasi berbasis android yang diharapkan menjadi salah satu solusi masalah sampah yang ada di masyarakat. Pojok Bhakta dibuat dalam 2 versi berdasarkan hak akses. Versi pertama adalah aplikasi untuk nasabah (masyarakat) dan versi kedua merupakan aplikasi yang digunakan oleh pengelola. Dengan adanya Aplikasi Bank Sampah Terintegrasi, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah di berbagai bank sampah, serta mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang baik. Aplikasi ini adalah langkah konkret menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi inovatif dalam mendukung program pengelolaan sampah berkelanjutan di Kota Kediri dan menyebae ke seluruh Indonesia.
Indonesia mempunyai cita-cita menjadi negara maju pada tahun 2045 yang disebut dengan “Indonesia Emas 2045”. Pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan inovatif merupakan aspek kunci untuk mewujudkan visi ini. Transformasi bank sampah digital tidak hanya merupakan langkah maju dalam pengelolaan sampah, namun juga merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan serta mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang inklusif.
Oleh karena itu, pemahaman dan implementasi transformasi perbankan sampah digital menjadi penting dalam rangka upaya mencapai SDGs dan mencapai Indonesia Emas 2045. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan pengelolaan sampah di dalam negeri, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih sadar lingkungan dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Pembahasan
Pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate) merupakan model sistematis yang sering digunakan dalam mendesain, mengembangkan, dan mengimplementasikan program perangkat lunak. Dalam konteks Pojok Bhakta : Transformasi Bank Sampah Digital Dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals Menuju Indonesia Emas 2045. Menurut (Branch, 2010) penggunaan model ADDIE dapat dilakukan menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut

Gambar 1. Desain Model ADDIE

  1. Tahap Analyze: Pada tahap ini, kebutuhan pengguna diidentifikasi.
    Data yang digunakan dan diperlukan untuk setiap tingkat minat pelanggan (nasabah bank sampah) dan administrator (pengelola bank sampah) ditentukan oleh survei pengguna. Aktivitasnya mencakup analisis pilihan warna, model tata letak, persyaratan login, menu, harga, pembaruan, saldo pengguna, aktivitas transaksi, menu persetujuan, tingkat disposisi, dan perubahan profil pengguna..
  2. Tahap Design: Dalam tahap desain, sistem digitalisasi bank sampah akan didesain tampilan antarmuka pengguna sebelum membangun aplikasi. Setelah menerima tampilan, akan dilakukan uji desain dengan pengguna (pengelola dan nasabah). Pentingnya tahap ini adalah untuk memastikan bahwa pengguna memahami dan memahami desain yang digunakan, sehingga tampilannya user-friendly (mudah dipahami dan memberikan kemudahan bagi pengguna).
  3. Tahap Develop: Pada tahap ini, tim IT atau pengembang sistem harus mulai membangun solusi digital sesuai dengan desain yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, perhatian khusus harus diberikan pada pengkodean aplikasi, pengaturan basis data, dan integrasi dengan sistem informasi yang sudah ada. Proses ini melibatkan pembuatan prototipe, pengujian fungsional, dan penyempurnaan berkelanjutan.
  4. Tahap Implement: Setelah pengembangan selesai dilakukan, solusi digital (Aplikasi Pojok Bhakta) dapat diimplementasikan di Bank Sampah. Proses implementasi meliputi instalasi perangkat lunak, sosialiasi dan pelatihan kepada pengguna (pengelola dan nasabah) , dan integrasi dengan sistem informasi yang sudah ada. Pada tahap ini juga perlu diperhatikan manajemen perubahan untuk memastikan penerimaan yang baik dari pengguna.
  5. Tahap Evaluate: Tahap ini penting dilakukan untuk menilai sejauh mana aplikasi “Pojok Bhakta” telah berhasil meningkatkan optimalisasi pengelolaan sampah di bank sampah. Evaluasi dapat mencakup pengukuran kinerja, umpan balik dari pengguna, dan perbaikan yang perlu dilakukan. Hasil evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk penyempurnaan lebih lanjut.

    Dengan mengikuti model ADDIE, bank sampah dapat memastikan bahwa proses implementasi aplikasi “Pojok Bhakta” dilakukan secara sistematis dan efektif, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi optimalisasi pengelolaan limbah di bank sampah.

Aplikasi “Pojok Bhakta” ini telah disesuaikan dengan antarmuka pengguna yang ada di bank sampah dengan beberapa fitur yaitu:
1. Tampilan Menu Register dan Log in Page , Pada tampilan ini disajikan menu untuk mendaftar dan masuk aplikasi. Pada menu ini pengguna perlu daftar aplikasi dengan cara mengisi identitas diri (nama, alamat, jenis kelamin, nomor telepon, dan kata sandi) dalam pembuatan akun aplikasi Pojok Bhakta (diisi secara lengkap). Setelah itu pengguna akan diarahkan menuju menu “Masuk” dan mengisi ulang No. Telepon serta kata sandi yang sudah didaftarkan, seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Tampilan Menu Register dan Log in Page

2. Beranda Pengguna, Pada tampilan ini disajikan beberapa menu yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, seperti pada gambar 3

Gambar 3. Tampilan Menu Beranda Pengguna

3. Transaksi Pengguna, Pada menu ini pengguna dapat mengetahui rincian total tabungan (transaksi penambahan tabungan), mengganti identitas nama, nomor telepon, ataupun kata sandi dapat menekan menu “Profil”, dan jika sudah selesai melakukan transaksi pengguna bisa keluar dengan menekan menu “Keluar” seperti pada gambar 4.


4. Beranda Pengelola, pada menu ini akan ditampilkan dengan berbagai menu, seperti rincian nasabah yang terdaftar, total transaksi, Tambah/pencairan tabungan, buku keuangan, profil, dan keluar seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Tampilan Menu Beranda Pengelola

5. Transaksi Pengelola, Pengelola dapat melakukan berbagai macam transaksi, antara lain menambah saldo nasabah, pencairan tabungan nasabah, merubah harga barang atau menambah jumlah barang, melihat riwayat transaksi, seperti pada gambar 6

Gambar 6. Tampilan Menu Transaksi Pengelola

Kesimpulan:
Pengelolaan sampah telah menjadi permasalahan yang sangat kompleks dan diperlukan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di Indonesia. Salah satu solusi yang diusulkan adalah konsep bank sampah yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan sampah anorganik dan ditukarkan dengan nilai ekonomis.
Transformasi bank sampah digital akan berperan penting dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menuju Indonesia Emas 2045. Inisiatif ini tidak hanya mendorong pengelolaan sampah yang lebih efektif dan efisien, namun juga mendorong partisipasi masyarakat dalam perlindungan lingkungan. Digitalisasi memungkinkan bank sampah menjangkau lebih banyak masyarakat, mengedukasi mereka tentang pentingnya daur ulang, dan menciptakan peluang ekonomi baru melalui pengelolaan sampah.
Implementasi bank sampah digital berkontribusi pada beberapa tujuan SDGs, seperti tujuan ke-11 tentang kota dan pemukiman yang berkelanjutan, tujuan ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta tujuan ke-13 tentang aksi terhadap perubahan iklim. Dengan memanfaatkan teknologi, bank sampah digital meningkatkan transparansi, akurasi data, dan efektivitas operasional, yang pada gilirannya memperkuat ekosistem pengelolaan sampah nasional.
Pada akhirnya, keberhasilan transformasi Bank Sampah Digital akan membantu Indonesia mencapai visi “Indonesia Emas 2045”. Hal ini merupakan visi agar Indonesia tidak hanya unggul secara ekonomi, namun juga berkelanjutan, inklusif, dan kompetitif di kancah dunia. oTransformasi ini menegaskan komitmen Indonesia untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Daftar Pustaka
(Branch, 2010)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
(Putri, dkk., 2021)
(https://www.menlhk.go.id)
(https://www.kedirikota.go.id/)

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *